About Me

My photo
Asal: Kelecung City,Tegalmengkeb Square, Selemadeg Timur, Kab. Tabanan-Bali " Do the best and God will do the rest"

Thursday, February 7, 2008

Budaya Meneliti Rendah: Mengapa dan Bagaimana?

Guru diharapkan memiliki memiliki motivasi dan kemampuan yang tinggi untuk melakukan penelitian. Mengapa? Guru yang terbiasa menekuni aktivitas baca-tulis bernalar (melakukan penelitian) diyakini akan senantiasa bangkit kepekaan ilmiahnya. Guru yang memiliki kepekaan ilmiah yang cukup bagus akan terbiasa melakukan refleksi berkenaan dengan proses belajar mengajarnya. Hasil refleksinya akan memotivasi dirinya untuk melakukan inovasi pembelajaran. Dan, inovasi pembelajaran yang dilakukan akan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran apabila dirancang, diimplementasikan, dan dianalisis secara ilmiah dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK).

Guru yang terbiasa melakukan penelitian atau mengikuti lomba-lomba akademik umumnya selalu berusaha meningkatkan wawasan keilmuannya. Sehingga diyakini keempat kompetensinya akan meningkat pula.

Sejak diberlakukannya Keputusan Menpan No. 84/1993, tentang Sistem Kenaikan Pangkat Guru Berdasarkan Angka Kredit, sebenarnya guru sudah dianjurkan melakukan penelitian. Belakangan, dalam uji sertifikasi, karya ilmiah guru menjadi salah satu komponen yang harus ada dalam portofolio guru (Peraturan Mendiknas No. 18/2007).

Mengapa budaya meneliti di kalangan guru masih rendah? Pertama, awalnya cukup banyak guru yang memiliki minat untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) tetapi akhirnya terputus di tengah jalan. Guru sering berhadapan dengan sejumlah kendala seperti keterbatasan tenaga, dana, dan akses untuk menambah wawasan intelektualnya.

Kedua, guru sering berhadapan dengan iklim yang kurang kondusif untuk membangkitkan aktivitas ilmiahnya. Di institusi pendidikan kita saat ini belum sepenuhnya berkembang iklim masyarakat belajar (learning culture).

Ketiga, guru-guru yang telah berhasil meraih prestasi akademik, misalnya menjadi juara dalam lomba karya ilmiah guru, terkadang tidak mendapatkan penghargaan yang proporsional dalam pengembangan kariernya. Saat ini promosi atau pengembangan karier guru lebih banyak ditentukan oleh faktor “khusus”.

Untuk membangkitkan motivasi guru dalam melakukan penelitian, perlu dilakukan beberapa alternatif. Pertama, memberikan penghargaan yang proporsional terhadap guru yang telah berhasil meraih prestasi akademik. Guru yang berhasil meraih prestasi, misalnya menjuarai lomba-lomba karya tulis guru atau berprestasi menulis karya ilmiah populer di media massa, semestinya diberikan kesempatan untuk meraih promosi dalam kariernya.

Kedua, institusi pendidikan hendaknya menempatkan penelitian guru sebagai salah satu program prioritas. Alokasi dana sekolah hendaknya juga digunakan untuk membiayai penelitian guru.

Ketiga, pemerintah daerah semestinya berani menganggarkan dana untuk penelitian guru dalam APBD-nya.

Kempat, sekolah atau pemerintah daerah hendaknya memfasilitasi guru-guru untuk membentuk forum ilmiah guru dan menerbitkan jurnal penelitian guru.

Alternatif-alternatif di atas bisa saja tidak efektif apabila guru tidak memiliki motivasi internal yang cukup. Untuk itu, dalam era globalisasi dan komunikasi seperti sekarang ini, guru seyogyanya tidak pasif atau menyalahkan pihak-pihak lain. Akses untuk menambah pengetahuan telah terbuka lebar. Di samping itu, pemerintah pusat cukup sering menggulirkan bantuan block grant, untuk mendanai penelitian guru.

Meningkatkan wawasan dalam penelitian ilmiah dapat pula dilakukan dengan mencari pengalaman dalam lomba-lomba karya ilmiah guru yang sering diadakan oleh Perguruan Tinggi, Depdiknas, atau institusi-institusi lain. Semoga!

No comments:

Who's The Visitor